Penyakit Ain: Penyebab, Cara Menghindari dan Cara Mengobatinya

Penyakit ain – Pada artikel ini kita akan mengenal apa itu penyakit ain, penyebab, ciri-ciri, cara menghindari dan cara mengobati penyakit ain yang baik dan benar.

Pernahkah Anda melihat bayi atau anak tiba-tiba tanpa sebab menangis terus menerus dan tak mau berhenti atau orang dewasa tiba-tiba jatuh sakit tanpa sebab. Ketika diperiksa dokter tak ditemukan penyakit pada dirinya.

Terkadang bahkan ada yang tiba-tiba jatuh dan langsung meninggal dunia. Jika langsung meninggal, banyak orang yang menyebutkan dia terkena serangan jantung. Padahal dia tidak punya riwayat penyakit jantung.

Besar kemungkinan semua itu penyakit ain atau dalam istilah Jawa dikenal dengan kesambet (orang yang tiba-tiba sakit karena gangguan makhluk halus atau jin).

Pengertian penyakit ain

Penyakit ‘ain ini berasal dari bahasa Arab (‘ain) yang artinya mata.  Ain adalah penyakit yang menimpa seseorang karena pandangan mata.

Penyakit ain

Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia info semacam ini dipandang mitos, dianggap sebagai khayalannya orang-orang dulu saja. Tapi sebenarnya ini bukan mitos, ini benar-benar nyata.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan dalam Firman-Nya:

وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ

“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan (pandangan mereka.) Tatkala mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata; “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila” (Al Quran surah Al Qalam ayat 51)

Nabi Shallallahu alaihi wa salam bersabda:

“Al-‘Ain adalah (haq) benar, dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburan dan dapat memasukkan onta ke dalam kuali.” (Hadits riwayat Ibnu ‘Adi)

Nabi Shallallahu alaihi sallam bahkan menggambarkan penyakit ini merupakan penyebab kedua kematian umatnya setelah takdir.

“Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah Qadha dan Qadar Allah adalah karena Al-‘Ain.” (Hadits Riwayat Ath-Thayalisi, Bukhari, Al Hakim, Al Bazzar, ad-Dailami dan Ibnu Abi ‘Ashim)

Penyebab penyakit ain

Penyebab penyakit ain

Lalu bagaimana penyakit ini bisa membuat orang jatuh sakit atau bahkan meninggal, apa penyebabnya?

Penyakit ini bisa terjadi dengan mudah dan kita sangat rentan terkena penyakit ini, karena hanya bersumber dari pandangan. Misalnya orang yang dengki atau iri pada orang lain pandangannya bisa mempengaruhi orang lain itu.

Bisa saja tiba-tiba dia jatuh sakit tapi begitu dicek dokter tidak ada gejala penyakit apa-apa. Tak hanya pandangan dengki dan iri, tapi yang lebih berbahaya dan ini seringkali terjadi tanpa disengaja atau disadari oleh orang yang melakukan adalah terpesona.

Misalnya kita takjub atau terpesona pada seseorang, saat itulah kita memuji orang itu atau ucapan kita saat melihat seseorang yang tubuhnya benar-benar sempurna. Ini ucapan pujian saat melihat seseorang dan ini biasa dilakukan orang tapi bisa saja akibatnya luar biasa.

Orang yang kita lihat itu bisa jatuh sakit atau bahkan bisa terpelanting jatuh, bahkan bisa meninggal dunia. Ini bisa terjadi pada siapapun, orang biasa, orang pintar, bahkan orang sholeh sekalipun.

Inilah yang terjadi pada sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bernama Sahl.

Bercerita bahwa Amir bin Rabi’ah melihat Sahl yang sedang mandi. Melihat tubuh Sahl yang bagus, Amir berkomentar:

“Aku tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini dan tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini.”

Seketika itu Sahl langsung jatuh terpelanting, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendatangi Amir dengan marah. Beliau berkata:

“Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak memohon keberkahan (untuk yang dilihat)?” (hadits riwayat Ahmad)

Kejadian penyakit ain atau penyakit pandangan ini terjadi pada orang dewasa, bahkan orang sholeh seperti Sahl. Artinya penyakit ini bisa menimpa siapa saja.

Ciri-ciri terkena penyakit ain

Lalu dari mana kita tahu seseorang terkena penyakit Ain?

1. Menangis terus menerus.

Jika menimpa pada bayi ciri cirinya biasanya anak bayi tiba-tiba menangis terus menerus, tidak mau diam. Setelah dicek dokter tidak ada gejala apa-apa.

Ciri ciri penyakit ain

Ummu Salamah menceritakan, suatu ketika Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam masuk ke rumahku tiba-tiba Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mendengar jeritan bayi nangis. Kemudian beliau bersabda:

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ بَيْتَ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي الْبَيْتِ صَبِيٌّ يَبْكِي فَذَكَرُوا لَهُ أَنَّ بِهِ الْعَيْنَ قَالَ عُرْوَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا تَسْتَرْقُونَ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ

“Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari (Yahya bin Sa’id) dari (Sulaiman bin Yasar) bahwa (Urwah bin Zubair) menceritakan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki rumah Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sementara di dalam ada seorang bayi sedang menangis. Mereka lalu menceritakan bahwa anak itu terkena penyakit ‘Ain.” ‘Urwah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah kalian tidak meruqyahnya untuk menanggkal ‘Ain?” (Hadist Riwayat Malik no.1474)

Baca juga: Cara meruqyah anak

2. Kurus (tapi makannya normal)

Kadang ada anak bayi yang terlihat kurus kering seperti anak kurang makan, padahal makannya normal. Ini pula yang pernah ditemukan Nabi pada diri anak-anak Ja’far bin Abi Tholib.

حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ حُمَيْدِ بْنِ قَيْسٍ الْمَكِّيِّ أَنَّهُ قَالَ دُخِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنَيْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ لِحَاضِنَتِهِمَا مَا لِي أَرَاهُمَا ضَارِعَيْنِ فَقَالَتْ حَاضِنَتُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ تَسْرَعُ إِلَيْهِمَا الْعَيْنُ وَلَمْ يَمْنَعْنَا أَنْ نَسْتَرْقِيَ لَهُمَا إِلَّا أَنَّا لَا نَدْرِي مَا يُوَافِقُكَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَرْقُوا لَهُمَا فَإِنَّهُ لَوْ سَبَقَ شَيْءٌ الْقَدَرَ لَسَبَقَتْهُ الْعَيْنُ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari (Humaid bin Qais Al Makki) berkata; “Suatu ketika dua anak Ja’far bin Abu Thalib dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau bertanya kepada perawat: “Kenapa aku melihat keduanya sangat kurus?”

Penjaganya menjawab, “Wahai Rasulullah, penyakit ‘ain telah menyerang mereka berdua dengan cepat. Tidak ada yang menghalangi kami untuk meminta mereka diruqyah, hanya saja kami tidak mengetahui apakah anda menyetujuinya.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: “Ruqyahlah mereka, karena sesungguhnya jika ada yang dapat mendahului takdir, niscaya penyakit ‘ain-lah yang akan mendahuluinya.” (Hadist Riwayat Malik no.1473)

3. Wajah pucat dan matanya sayu

Bagi orang dewasa bisa saja kita melihat orang yang terkena penyakit ain atau pandangan ini dari ciri fisiknya.

Misalnya orang yang tampak wajahnya pucat, matanya sayu, maka orang itu terkena penyakit ain atau pandangan.

“Ummu Salamah menceritakan, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam pernah melihat seorang budak wanita di rumahnya Ummu Salamah, wajahnya terlihat kusam dan pucat. Lalu Beliau memerintahkan: “Ruqyah wanita ini, karena dia terkena ‘ain” (Hadist Riwayat Bukhari)

Bagaimana cara menghindarinya?

Di Indonesia penyakit ini kurang populer, tapi di Jazirah Arab penyakit ini sangat terkenal sekali dan secara umum masyarakat tidak menyadari apa yang harus dilakukan.

Jika kita perhatikan orang-orang Arab jika memuji orang lain pasti diiringi pujian kepada Allah atau dzikir kepada Allah.

Misalnya kita memuji kehebatan, ketampanan, kecantikan atau bayi yang menggemaskan, maka akan disisipkan kata-kata “Masya Allah”

Dengan menyisipkan kalimat dzikir inilah penyakit ain bisa dihindari. Dengan demikian penyakit ain ini terjadi akibat pandangan, bisa pandangan dengki dan iri hati sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala.

وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجْنُونٌ

“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan (pandangan) mereka, tatkala mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia Muhammad benar-benar orang yang gila.” (Al-Quran surah al-Qalam ayat 51)

Ibnu Katsir menjelaskan kalimat dalam ayat ini “benar-benar hampir menggelincirkan kamu” maksudnya mempengaruhi kamu dengan pandangan mereka yaitu Memandangmu dengan mata-mata mereka yaitu mendengki karena kebencian mereka kepadamu.

Ayat ini sekaligus membuktikan bahwa terkena ‘ain atau penyakit pandangan dan pengaruhnya adalah haq (benar) dengan izin Allah sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

Demikian pula penyakit ‘ain tidak selalu karena pandangan orang iri atau dengki, tapi juga menimpa karena pandangan pujian atau terpesona, lalu memuji tapi tidak disertai dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca: Cara mengusir jin

Cara mengobati penyakit ain

Masih ada beberapa cara untuk menghindari dan mengobatinya.

1. Jika diketahui penyebabnya, maka mandi menggunakan air bekas wudhu.

Pertama jika penyebabnya diketahui misalnya orang yang sakit terkena penyakit ain ini penyebabnya diketahui, maka caranya mudah.

Hal inilah yang dilakukan untuk mengobati penyakitnya sahabat nabi bernama Sahl bin Hudhair yang jatuh terpelanting karena pandangan dan pujian orang bernama Rabiah.

Maka Robiah diminta untuk mandi atau berwudhu dan air bekasnya disiramkan pada pasien seketika Sahl sembuh.

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يُؤْمَرُ الْعَائِنُ فَيَتَوَضَّأُ ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ الْمَعِينُ

“Telah menceritakan kepada kami (Utsman bin Abu Syaibah) telah menceritakan kepada kami (Jarir) dari (Al A’masy) dari (Ibrahim) dari (Al Aswad) dari (Aisyah) radliallahu ‘anha, ia berkata, “Orang yang menimbulkan penyakit Ain diperintahkan untuk berwudlu, kemudian orang yang menderita penyakit Ain diperintahkan untuk mandi dengan air sisa wudlunya.” (Hadist Riwayat Abu Daud no.3382)

2. Metode Ruqyah

Tapi jika orang yang menjadi penyebabnya atau orang yang memandang tidak diketahui siapa, maka bisa dilakukan dengan ruqyah. Berdasarkan keterangan dan hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam cara pengobatannya bisa dengan dibacakan doa ruqyah yang berbunyi.:

بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ

“Dengan nama Allah, mudah-mudahan dia membebaskanmu dari setiap penyakit, mudah-mudahan dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki).” (Hadits Riwayat Muslim)

Atau bisa juga dengan meletakkan telapak tangan di atas kepala si penderita, lalu membaca doa.:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ , أَذْهِبِ الْبَاسَ , وَاشْفِ , أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ , شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Ya Allah Tuhannya manusia, hilangkanlah sakit, sembuhkanlah. Engkaulah Dzat Yang Maha Penyembuh, tiada kesembuhan melainkan dari Engkau asalnya, kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas sakit.” (Hadits Riwayat Bukhari)

Bisa juga dengan bacaan ruqyah dengan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan surat an-Nas juga dengan doa-doa lainnya. Insya Allah dengan cara ini orang-orang yang tertimpa penyakit ain bisa disembuhkan.

Cara Mencegah Penyakit Ain Pada Anak

Cara mencegah penyakit ain pada anak

Akan tetapi tindakan pencegahan akan lebih baik daripada harus tertimpa penyakit yang cukup berbahaya ini. Lalu bagaimana cara mencegahnya agar tidak menimpa kepada kita atau anak-anak kita.

Hal yang terpenting untuk kita lakukan adalah mencegah sebelum terjadi. Alhamdulillah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mengajarkan pencegahan dari penyakit ain atau pandangan ini dengan rinci. Diantaranya:

1. Membacakan doa pada anak

Pertama, sering doakan anak agar terhindar dari ‘ain di antara doa yang diajarkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Jika anak laki-laki dibacakan:

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Aku memohon perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua godaan setan dan binatang pengganggu serta dari pandangan mata buruk.”

Dan jika bayi perempuan bisa dibacakan:

أُعِيْذُكِ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Doa inilah yang dibaca nabi untuk kedua cucunya, Hasan dan Husein Radhiallahu Anhu.

Baca: Doa minta anak sholeh

2. Berdzikir setelah memuji/terpesona.

Pencegahan kedua jika memuji fisik seseorang jangan lupa berdzikir. Dengan menyebut “Masya Allah”

3. Jangan terlalu mendandani anak berlebihan.

Ketiga, hindari memberikan dandanan berlebihan pada anak sehingga membuatnya semakin menggemaskan ketika dipandang. Karena salah satu sumber ‘ain adalah pandangan mata atau mata dengki.

4. Membaca Al-Quran dirumah.

Keempat, tidak kalah penting mengisi ruang dengar di rumah dengan bacaan Alquran, karena rumah yang dijejali dengan ibadah akan lebih menunjukkan bagi penghuninya dan dijauhi oleh setan.

Wallahualam.

Hanya orang biasa yang mencoba untuk menyebarkan ilmu Agama Islam sesuai sumber terpercaya yaitu Al-Quran dan Hadis.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.