Dosa Menggunjing (Ghibah) Lebih Besar Dari Dosa Zina

Orang sadar atau tidak, sebagian besar kita pernah ikut terlibat dalam gunjing-menggunjing. Dengan cepat dan sigap suara bunyi menyebar kemana-mana dan bertambah-tambah. Itulah hebatnya gunjing, semua jadi kreatif olehnya.

Bumbu-bumbu yang tadinya sedikit jadi meluas untuk dimasak agar nikmat untuk dikonsumsi bersama-sama. Indah sekali terasa bagi yang memakannya, namun menyakitkan sekali bagi obyeknya. inilah yang disebut dalam agama dengan istilah ghibah.

Dosa zina

Oleh karena itu dalam agama menggunjing itu bukan masalah biasa, ancamannya tidak main-main, bahkan menggunjing atau ghibah dosanya lebih besar dari dosa riba.

Dosa ghibah lebih besar dari zina
Dosa ghibah (menggunjing), sumber dream.co.id

Tahukah anda berapa besar dosa riba? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda.

دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً

“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (Hadits riwayat Ahmad dan Al Baihaqi. Hadist ini dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykatul Mashabih)

Baca juga: Akibat dosa zina

Perhatikanlah perbandingannya, ternyata dosa praktek riba lebih berat dari dosa zina 36 kali lipat, padahal dosa zina sangat besar di sisi Allah ta’ala. Jika dosa zina tak ada apa-apanya dibanding dosa riba, maka bayangkanlah dosa menggunjing yang ternyata lebih berat dan lebih besar dari dosa riba.

Al-Bara bin Azib menuturkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda.

الرِّبَا اثنان وسبعون بابًا، أدناها مثل إتيان الرجل أمَّه، وإن أرْبَى الربا استطالة الرجل في عرض أخيه

“Riba memiliki 72 pintu, yang paling rendah seperti menzinahi ibu kandungnya. Dan sesungguhnya riba yang paling riba adalah merusak kehormatan saudaranya.” (Hadits riwayat At-Thabrani)

Merusak kehormatan saudara muslim lain inilah perbuatan ghibah atau menggunjing. Berapa banyak orang yang asyik membicarakan aib saudaranya, baik di dunia nyata ataupun di media sosial. Ini adalah musibah yang menimpa agama seseorang, karena bisa merusak amalnya bahkan mencukur agamanya.

Karena perbuatan yang satu ini merusak hubungannya dengan sesama muslim. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda.

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ : صَلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ

Maukah aku kabarkan kepada kalian yang lebih baik daripada derajat puasa, sholat dan sedekah? Mereka berkata: “Tentu.” Baiknya hubungan diantara sesama, karena rusaknya hubungan di antara sesama mengikis habis agama.” (Hadis riwayat At Tirmidzi no.2509)

Baca juga: Cara taubat dari dosa zina

Al Quran bahkan mengilustrasikan orang yang berbuat ghibah dan menggunjing, membicarakan keburukan orang lain sama dengan memakan bangkai saudaranya.

Dosa ghibah lebih besar dari zina

Lalu mengapa dosa menggunjing itu lebih berat dari zina?

Imam At-Tabrani meriwayatkan hadist Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam . 

الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya; bagaimana bisa? Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjelaskan; “Seorang laki-laki yang berzina lalu bertaubat, maka Allah bisa langsung menerima taubatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang dighibahinya.” (Hadis riwayat At-Thabrani)

Lebih bahaya lagi, kelak di akhirat orang yang suka ghibah akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah oleh orang yang dighibahnya. Amal kebaikannya dibayarkan kepada orang-orang yang pernah zaliminya, termasuk kepada orang yang telah di ghibah nya.

Setelah amal kebaikannya habis, amal keburukan orang-orang yang dizaliminya ditimpakan kepada dirinya. Akibatnya dia akan menjadi orang yang bangkrut, sebagaimana yang telah diperingatkan nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Hanya orang biasa yang mencoba untuk menyebarkan ilmu Agama Islam sesuai sumber terpercaya yaitu Al-Quran dan Hadis.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.