Apa itu hasad, dampak buruk perilaku hasad dan bagaimana cara menghindarinya?
Mari kita pelajari lebih dalam lagi materi tentang pengertian hasad, larangan, dan cara menghindari sifat hasad.
Hasad adalah…
Hasad disebut juga dengki. Pengertian hasad atau dengki adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang.
Sifat dengki sangat dilarang dan diharamkan dalam agama Islam. Sifat ini termasuk tingkatan ketiga dari penyakit hati. Ketika seseorang mengharapkan lenyapnya nikmat dari orang yang didengki, maka saat itu ia telah berlaku hasad.
Karena sesungguhnya kedengkian adalah membenci nikmat dan menginginkan lenyapnya nikmat itu dari orang yang mendapatkannya.
Rasulullah saw. menggambarkan betapa tercelanya kedengkian itu dalam sebuah hadis.
Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan sebagaimana api yang memakan kayu bakar. (Hadis riwayat Dawud)
Baca juga: Pengertian tawadhu
Penyebab
Ada empat hal yang menyebabkan munculnya sifat ini, yaitu sebagai berikut.
1. Kebencian dan permusuhan
Sifat ini bisa muncul karena pernah disakiti, difitnah, salah satu haknya dilanggar atau sebab-sebab lain yang merugikan diri sendiri.
2. Keinginan untuk selalu lebih dari orang lain
Contohnya, seseorang yang merasa pakaiannya paling bagus, akan mudah dihinggapi rasa dengki ketika melihat ada orang yang pakaiannya lebih bagus dan lebih mahal dari pada yang dipakainya.
3. Ambisi kepemimpinan
Obsesi ingin selalu memimpin yang disertai ambisi untuk merebut pucuk pimpinan adalah sarana yang paling rawan munculnya kedengkian. Bahkan bisa menjadi awal hancurnya sebuah negara atau umat.
Munculnya kedengkian dalam hati para ulama dan pimpinan umat sedikit demi sedikit akan menghapuskan cita-cita luhur untuk mewujudkan ittihadul ummah, persatuan umat dalam cahaya Islam.
4. Akhlak yang buruk
Orang yang buruk akhlaknya akan enggan berbuat kebaikan. Ia juga tidak suka melihat orang lain mendapatkan kebaikan. Jika melihat sesuatu yang tidak disukainya, ia pasti akan menggerutu dan sibuk menyalahkan.
Orang seperti ini hidupnya akan selalu sengsara, dan di akhirat nanti akan memberikan pahalanya kepada orang yang didengkinya. Rasulullah menyebutnya sebagai orang yang bangkrut atau mufhlis.
Hasad yang diperbolehkan
Sifat hasad apa pun bentuknya diharamkan dalam agama Islam. Namun, ada dua jenis sifat dengki atau hasad yang diperbolehkan.
Pertama, ketika melihat orang yang berilmu dan gemar mengamalkan ilmunya, giat berdakwah dengan penuh keikhlasan, dan kita pun menginginkan untuk berbuat seperti itu.
Kedua, ketika melihat orang kaya yang gemar membelanjakan hartanya di jalan Allah (sedekah, membantu orang lain, suka memberi).
Begitu dahsyatnya akibat yang ditimulkan dari sifat ini. Dilihat dari sejarah manusia pertama bahwa penyebab pembunuhan pertama kali di muka bumi adalah anak Adam, Qobil membunuh saudaranya yaitu Habil.
Semua itu terjadi berawal karena kedengkian pada saudaranya atas nikmat yang dimilikinya.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Q.S An-Nisa ayat 32)
Baca juga: Pengertian dan dampak negarif israf
Dampak negatif
Setiap perbuatan buruk pasti berdampak negatif. Adapun dampak perbuatan dengki, antara lain sebagai berikut.
1. Bagi pelakunya sendiri.
- Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya.
- Menyiksa batinnya sendiri, karena banyak orang yang mendapatkan kesenangan semakin gusar hatinya. Itulah sebabnya ada ungkapan orang yang iri memakan hatinya sendiri.
- Tercela dalam pandangan Allah swt. maupun sesama manusia.
2. Bagi orang lain.
Hasad yang dilakukan terhadap seseorang akan menimbulkan kekecewaan. Hati yang kecewa memengaruhi raut wajah (cemberut) sehingga hal itu akan mengganggu hubungan persaudaraan.
Semakin banyak orang yang hasad samakin rusak pula hubungan persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat.
Cara menghindari hasad
Hasad adalah penyakit hati yang susah dicari penyembuhannya. Kendatipun demikian, apabila ada kemauan yang sungguh-sungguh, sifat buruk tersebut dapat dijauhi.
Adapun cara untuk menghilangkannya, antara lain sebagai berikut.
- Rajin mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan, misalnya lewat siaran radio, televisi, masjid, dan lain sebagainya.
- Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu, terutama pengajian.
- Memperbanyak bergaul dengan orang-orang baik, soleh dan mengurangi bergaul dengan orang-orang talih.
- Melatih diri untuk dapat menerima kenyataan hidup yang dialami.