Sholat Tidak Khusyuk – Pernahkah kita dalam melakukan sholat benar-benar khusyuk 100% dari takbir sampai salam.? Khusyuk menjadi persoalan tersendiri bagi kita kaum muslim dalam melakukan sholat. Ketika bertakbir konsentrasi penuh menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tapi terkadang begitu bacaan sholat dibaca ada saja hal yang terpikirkan.
Saat itulah biasanya kita kembali konsentrasi dan menghilangkan semua pikiran namun tak lama setelah itu terkadang pikiran-pikiran lain muncul, begitulah seterusnya sehingga tujuan itu tidak sempurna.
Mari kita pelajari lebih dalam lagi mengenai sholat tidak khusyuk, penyebab shalat tidak khusyu, hukumnya seperti apa dan apakah pahalanya berbeda dengan sholat yang khusuk.
Lalu bagaimana kondisi kekhusyuan yang bolong-bolong, kurang sempurna? Apa hukum sholat tidak khusyuk? Apakah sholat kita diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala?
Apa itu Khusyuk?
Khusyuk (khusuk) khususnya dalam sholat merupakan ketenangan, ketentraman hadirnya hati dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Arti khusyuk dalam sholat adalah hadir di hadapan Allah dengan segenap hati, menghayati kedekatanya hingga tentram hatinya dengan rasa tunduk dan rendah, tidak memikirkan sesuatu diluar urusan sholat.
Dikutip dari muslim.or.id bahwa arti khusuk menurut pakar bahasa Ibnu Faris menyatakan:
خشع: الخاء والشين والعين أصلٌ واحدٌ، يدل على التَّطامُن
“khusyuk adalah (terdiri dari tiga huruf dasar) kha`, syin dan ‘ain adalah satu sumber, yang menunjukkan kepada makna tunduk/merendah” (sumber)
Hukum Sholat Tidak Khusyuk
Khusyuk atau khusuk merupakan ruh sholat, kualitas sholat kita tergantung pada khusyuk atau tidaknya dalam sholat. Namun begitu kekhusyukan tidak menentukan sah tidaknya sholat, tapi apakah sholatnya diterima itu masalah lain.
Artinya dengan melakukan sholat selama tidak meninggalkan rukun sholat sekalipun kurang khusyuk tetap sah sholatnya dan telah menggugurkan kewajiban sholatnya. Tetapi khusyuk itu akan menentukan pahala sholat, nilai pahala kita dalam sholat diukur sesuai dengan kadar khusyuk kita ketika sholat.
Baca juga: Membaca bacaan sholat dalam hati, bolehkah?
Ammar bin Yasir radiallahu anhu menuturkan, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Ketika seseorang selesai dari sholatnya, pahala yang dia dapatkan hanya sepersepuluh sholatnya, atau sepersembilan, atau seperdelapan, atau sepertujuh, atau seperenam, atau seperlima, atau seperempat atau sepertiga atau setengahnya.” (Hadits riwayat Abu Daud)
Dari sinilah kita memahami penjelasan Ibnu Abbas yang mengatakan “kamu tidak mendapat pahala dari sholat mu selain apa yang kamu renungkan dari sholat mu.” Dengan demikian sholat khusyuk menentukan seberapa banyak pahala sholat kita.
Tidak Khusyuk dalam Sholat Menurut Ulama
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum khusyuk dalam sholat. Jumhur atau mayoritas ulama menyatakan hukumnya anjuran atau tidak wajib. Karena mustahil seseorang bisa khusyuk dengan sempurna dalam sholatnya.
Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh dari masjid sambil terkentut-kentut hingga dia tidak mendengar adzan, setelah adzan selesai dia datang. Ketika iqomah dia menjauh, ketika iqomah selesai dia datang. Lalu membisikan hati hamba yang sedang shalat. “ingat ini…ingat itu..” padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah rokaat yang telah dia kerja dalam sholatnya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Ahmad)
Dalam hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan kondisi orang yang digoda setan dalam shalat hingga pikirannya melayang kemana-mana. Sampai dia lupa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan. Artinya dia tidak khusyuk dalam sholat nya.
Namun Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak memerintahkan agar sholatnya di ulang, hanya saja pahalanya berkurang bahkan bisa jadi tidak ada.
Namun Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak memerintahkan agar sholatnya di ulang, hanya saja pahalanya berkurang bahkan bisa jadi tidak ada.
Pahala Sholat Tidak Khusyu
Ibnu Qoyyim menjelaskan jika ada orang yang bertanya, bagaimana dengan orang yang tidak khusyuk dalam sholatnya, apakah dia mendapat pahala atau tidak?
Ada yang mengatakan untuk masalah mendapat pahala, dia tidak mendapat pahala selain bagian yang direnungkan dalam sholatnya dan kadar khusyuknya di hadapan Allah. Namun perintah sholat dari Allah itu terkait dengan kebahagiaan orang yang sholat dengan kualitas khusus mereka dalam sholat.
Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak khusyuk bukan termasuk orang yang beruntung. Namun begitu, tidak khusyuk sholat tidak mewajibkan pelakunya untuk mengubah atau mengganti sholatnya.
Jika ada kadar khusyuk dominan, maka sholatnya sah menurut kesepakatan ulama. Itu sebabnya kita dianjurkan untuk sholat sunnah dan dzikir setelah nya sehingga menjadi penutup dan penyempurna kekurangan sholatnya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, khusyuk 100% dalam sholat hukumnya tidak wajib, karena hampir tidak mungkin manusia bisa melakukannya. Sementara adanya kondisi tidak khusyuk selama tidak dominan sholatnya tetap sah dan tidak perlu diulang.
Maka hendaklah selalu melakukan sholat rawatib karena bisa menjadi pelengkap untuk bagian dari sholat kita yang kurang khusyuk.
Wallahu a’lam