Tasamuh adalah toleransi, tenggang rasa, atau saling menghargai antara sesama manusia. Apabila setiap orang dapat mempraktikkan sikap tasamuh dalam pergaulan sehari-hari, niscahya akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang rukun, aman dan harmonis.
Prinsip tasamuh merupakan kunci keberhasilan membina kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada dua bentuk sikap tasamuh atau toleransi yang perlu kita perhatikan. Kedua bentuk sikap tasamuh tersebut memiliki penerapan yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat.
Allah Ta’ala telah menganugerahi manusia dengan akal, pikiran, dan perasaan sehingga membedakan dengan makhluk lain. Dalam kehidupan bersama, baik dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat kita harus mengedepankan perasaan.
Salah satu bentuk perhatian terhadap perasaan sesama manusia adalah dengan saling menghormati satu sama lain atau bersikap tasamuh.
Dengan demikian, sikap tasamuh sangat diperlukan dalan kehidupan ini, yakni dengan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil haknya sebagaimana mestinya.
Baca juga: Pengertian sujud syukur
Tasamuh terhadap sesama Muslim
Hubungan antara sesama muslim diibaratkan sebagai satu tubuh. Jika ada salah satu anggota badan yang sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakannya. Persaudaraan yang berdasarkan adanya kesamaan akidah memiliki hubungan yang lebih kuat.
Bahkan, kecintaan seorang muslim terhadap saudara seiman dijadikan ukuran kesempurnaan imannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam sebuah hadist.
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”. (Hadist riwayat Bukhari no.13)
Baca juga: Pengertian jihad fisabilillah
Tasamuh terhadap non muslim
Sikap tasamuh terhadap nonmuslim memiliki batasan-batasan tertentu. Ada persyaratan-persyaratan khusus yang telah diatur dalam agama sampai sejauh mana seorang muslim bersikap toleran terhadap orang-orang nonmuslim.
Firman Allah dalam surah Al-Mumtahanah ayat 8.
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Q.S Al-Mumtahanah ayat 8)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa salam mencontohkan bagaimana bersikap toleran dan saling menghargai dengan orang-orang nonmuslim pada zamannya. Beliau menghormati eksistensi mereka sebagai sesama manusia tanpa memandang agamanya.
Tetapi jangan sampai kita melewati batas-batas toleransi yang mengakibatkan kita terjebak dalam kemusyrikan. Sebagai contoh, kita mengikuti peribadatan mereka, membantu membangung rumah ibadah, dan memberi ucapan selamat hari raya kepada mereka.
Firman Allah dalam surah Al Kafirun
Baca juga: Pengertian taaruf
Dampak positif
Sikap terpuji yang ditimbulkan dari saling menghormati sesama akan menimbulkan dampak positif dalam hubungan bersama, diantaranya sebagai berikut.
- Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil hak sebagaimana mestinya.
- Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakit eratnya hubungan persaudaraan orang lain dengan dirinya.
- Eratnya hubungan baik dengan orang lain yang dapat memperlancar terwujudnya kerja sama yang baik dalam kehidupan bermansyarakat.
- Dalam memperluas kesemparan untuk memperoleh rezeki karena banyak relasi.
Demikianlah materi kali ini tentang pengertian tasamuh, contoh dan dampak positifnya.