Entah sudah berapa amal ibadah yang telah kita lakukan sejak dewasa hingga kini. Bagi sebagian orang yang penting menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Apakah dengan demikian semua ibadah sholat dan doa kita selama ini diterima dan dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dari mana kita tahu bahwa ibadah dan doa-doa kita diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Masalah apakah amalan puasa dan doa diterima atau tidak sebenarnya adalah urusan Allah Ta’ala. Namun begitu para ulama pun mencoba mencari tahu apa tanda amalan diterima Allah.
Tanda Amalan Diterima Allah SWT
1. Mendapat kebaikan-kebaikan setelah melakukan amalan.
Pertama bisa dilihat dari setelahnya, artinya amal ibadah kita itu diterima oleh Allah atau tidak itu bisa dilihat dari perbuatan setelahnya. Jika amal ibadahnya diterima Allah maka Allah akan memberikan petunjuk dan kekuatan kepada seseorang untuk melakukan kebajikan setelahnya.
Jika ingin tahu apakah puasa Romadhon kita diterima Allah, maka lihatlah setelah romadhon. Apakah dia masih melakukan ibadah puasa sunnah, misalnya dengan tetap melakukan ibadah puasa sunnah Syawal.
Hal ini berdasarkan keterangan banyak ulama, bahwa balasan dari sebuah kebaikan adalah kemudahan melakukan kebaikan berikutnya. Ibnu Rajab mengatakan, oleh karena itu siapa yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan selanjutnya maka itu tanda amalan kebaikan yang pertama diterima.
Sedangkan yang melakukan kebaikan lantas setelah nya malah ada kejelekan, maka itu tanda tertolaknya kebaikan tersebut dan tanda tidak diterima amalnya.
Hal ini ditegaskan oleh Ibnu Katsir, bahwa di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dan diantara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.
Baca juga : 10 Amalan di Bulan Ramadhan Utama dan Sesuai Sunnah
Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (٥) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (٦) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (٧) وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَ
“Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). Maka kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Al Quran surah Al-Lail ayat 5 – 7)
Ayat ini menceritakan kebaikan demi kebaikan yang dilakukan oleh orang yang memperoleh petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh karena itu para ulama sangat menekankan sekali kesinambungan amal setelah ramadhan. Bisyr Al-Hafi, seorang ulama yang terkenal akan sifat zuhud nya pernah ditanya tentang orang yang hanya bersungguh-sungguh beribadah di bulan Romadhon.
Ia menjawab :
“Mereka adalah orang yang buruk yang tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan Romadhon. Orang Shaleh adalah mereka yang bersungguh-sungguh beribadah sepanjang tahun”
2. Rasa khawatir amalnya tidak diterima oleh Allah
Seorang mukmin meskipun ia telah beramal sebaik-baiknya tapi dia tidak merasa berpuas diri. Tidak merasa sempurna dan tidak merasa percaya diri amalnya pasti akan diterima. Mereka justru merasa takut, cemas dan khawatir. Sebagaimana firman Allah ta’ala:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka.” (Al Quran surah Al-mu’minun ayat 60)
Mendengar ayat ini ibunda Aisyah radhiyallahu anha bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Apakah mereka orang-orang yang meminum khamar dan mencuri?
Rasulullah menjawab:
“Tidak wahai Aisyah, mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menegakkan shalat dan bersedekah akan tetapi mereka merasa takut amalan yang telah mereka kerjakan tidak diterima di sisi Allah. Mereka itulah golongan yang senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebajikan.”
Baca juga : Amalan Malam Jumat Bagi Istri
Rasa khawatir tidak diterimanya amal inilah justru menjadi pelecut untuk beramal lebih baik lagi. Hal inilah yang kemudian membuahkan kebaikan yang terus-menerus. Oleh karenanya perasaan semacam itu justru menjadi tanda bahwa amal ibadahnya diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tanda Doa Dikabulkan Allah
Lalu bagaimana dengan doa kita, adakah tanda bahwa doa kita diterima atau tidak oleh Allah subhanahu wa ta’ala?
Ada beberapa hal yang bisa kita maksimalkan agar doa diterima oleh Allah. Yang perlu diperhatikan saat berdoa wajib menghadirkan berbaik sangka kepada allah, bahwa Da akan mengabulkan doa kita dan tidak mengecewakan kita.
Sikap yakin ini termasuk adab berdoa yang menjadi sebab lebih dikabulkannya doa.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Benar-benar yakin maksudnya dalam kondisi yang sangat yakin yang terlihat dari upaya yang dilakukan saat berdoa. Seperti menjalankan kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
Memperhatikan syarat-syarat doa semacam menghadirkan hati dan memilih waktu dan tempat mulia.
Memanfaatkan kondisi terbaik seperti saat sahur, saat menjalani puasa dan saat berbuka puasa dan lain-lain. Agar keyakinank dikabulkan doa lebih kuat di hati daripada ditolak.
Perlu dicatat bahwa berdoa itu sendiri adalah sebuah ibadah yang berpahala besar. Jika belum dikabulkan pun kita tetap dicatat telah melaksanakan sebuah ibadah dan mendapatkan pahala.
Apalagi jika dikabulkan, maka akan mendapatkan tambahan kebaikan dan jika pengabulan tersebut ditunda maka itu juga anugerah.
Kita berkesempatan berdoa lebih lama, lebih mendekat diri kepada-Nya.Sehingga lebih banyak mendapat pahala. Lalu akan mendapatkan kebaikan dari isi doa tersebut di dunia atau di hindarkan dari keburukan serupa atau balasan tersebut disimpan di akhirat.
Umar Bin Khattab Radhiallahu Anhu pernah berkata:
“Aku tidak memusingkan pengabulan doa, tetapi aku berkepentingan kepada doa. Apabila ku diberi Ilham untuk berdoa, maka pengabulan akan datang bersama nya.”
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman :
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.” (Al Quran surah Ghafir ayat 60)