Assalamualaikum. Apakah sobat HafiziAzmi pernah mengalami kesalahan taaruf? Jika pernah, simak baik baik beberapa hal yang sering terjadi dalam taaruf.
Taaruf merupakan suatu kegiatan berkunjung ke rumah seseorang untuk saling mengenal. Taaruf bisa menjadi langkah awal untuk mengenalkan dua keluarga yang akan menjodohkan salah satu anggota keluarga.
Taaruf juga dapat dilakukan jika kedua belah pihak keluarga tersebut setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jalan pernikahan.
Pengertian taaruf bukan sekedar suatu proses menuju pernikahan, akan tetapi sebuah proses syar’i menuju pernikahan atau ikatan suci.
Inilah awal ikatan yang nantinya akan dipertahankan kuat hingga akhir hayat dan akan di pertanggung jawabkan di hari akhirat. Akan tetapi ternyata pada kenyataanya, banyak kesalahan yang di temui selama proses tersebut.
Berikut ini adalah kesalahan saat menjalani taaruf yang sering kali ditemui dan dilakukan muslimin.
Hindari 5 Kesalahan Taaruf Berikut Ini
#1. Tidak Adanya Perantara
Ta’aruf seharusnya ada memiliki perantaranya, dan tidak dianjurkan langsung. Lalu apa bedanya sama berpacaran kalau kita tarufan tanpa perantara?
Kalian harus tahu bahwa setan itu selalu bersama kita, dan selalu mencari celah untuk menggoda kita mengerjakan maksiat.
#2. Komunikasi Tidak Syar’i
Pada zaman teknologi di jaman ini, seseorang yang sedang menjalani taaruf sangat mudah berkomunikasi.
Bukan hanya melalui telepon, sekedar chat dan posts-like-comment di media sosial pun bisa menjadi sarana yang perlu diwaspadai. Karena hal tersebut termasuk dalam sarana yang menjerumuskan pada kesalahan proses taaruf.
Chat memang nampak sepele. Namun ingatlah firman Allah,
[alert-success]“Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah.” (QS. An Nisa’: 28).[/alert-success]
Awalnya bisa jadi hanya menanyakan biodata saja. Namun lama-kelamaan chat itu bisa melebar dan menjangkiti penyakit hati. Awalnya hanya mengirimkan nasihat dan dalil. Lama kelamaan ingin tahu kabarnya setiap hari, lalu ingin mendengar suaranya, ingin bertemu, dan seterusnya.
Demikianlah beberapa kesalahan yang sering ditemui dalam proses taaruf. Sebagai ibadah, pernikahan tentu tak bisa diawali dengan kotornya kemaksiatan.
Membuka pintu rumah tangga semestinya diawali dengan kesalehan diri. Jika awalnya saja sudah ternoda, bagaimana mungkin dapat menjalin dua ikatan suci.
#3. Terlalu Lama
Kesalahan taaruf berikutnya dalam proses taaruf yakni berlama-lama. Seorang hendaknya melakukan taaruf saat benar-benar siap untuk menikah.
Jika terlalu lama melakukan proses taaruf, maka ada banyak keburukan yang akan terjadi. Pertama yakni godaan syaithan yang makin menjadi.
Kedua, yakni berpotensi menggantungkan si wanita hingga tak bisa terikat dengan pria lain.
Seorang yang telah siap untuk menikah pun dianjurkan Rasulullah untuk segera meminang. Rasulullah bersabda,
[alert-success]“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).” (HR. Al Bukhari, Muslim, Tirmidzi)[/alert-success]
#4. Mengharap yang Sempurna
Seperti menginginkan calon pasangan kita nanti tampan dan kaya, akan tetapi yang datang melamar tidak seperti yang kita impikan. Karena tidak ada yang sempurna di dunia ini, tampan dan kaya itu tidak menentukan suatu kebahagiaan dalam pernikahan.
Yang harus kita perhatikan dalam mencari calon suami atau istri adalah agama dan kepribadiannya.
Apabila pasangan kita mengerti apa itu agama, insya Allah ia dapat memberitahu pasanganya mana yang baik dan buruk untuk kita.
Lebih baik kita pasrahkan dan terus berharap meminta calon suami yang baik agamanya bukan kesempurnaan dunianya. Jadi.. harus senantiasa perbaiki niat ya.
#5. Keliru dalam Nadzhar
Kesalahan dalam taaruf selain di atas yakni melakukan nadzhar atau melihat calon pasangan. Akan tetapi ternyata banyak kesalahan saat menjalani taaruf.
Telah di jelaskan oleh Syaikh Al Utsaimin dalam fatwanya, terdapat lima hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan nadzhar.
Pertama yakni tidak berdua-duaan dan berkhalwat saat melakukan nadzhar.
Cara syar’i yakni dengan ditemani mahram, atau bisa pula dengan melihatnya dari kejauhan di tempat yang biasa dikunjungi calon pasangan. Kedua yakni melihat tanpa syahwat.
Nadzhar hanyalah melihat secara fisik secukupnya, tidak berlebihan dan tidak menikmati ketampanan atau kecantikannya.
Hal berikutnya yakni nadzhar hanya dilakukan jika telah serius akan menikah dari kedua pihak.
Artinya, proses mengenal pribadi dan mencari informasi telah dilakukan dengan baik dan masing-masing meyakini si calon merupakan pasangan yang tepat untuk dinikahi.
Pastikan nadzhar hanyalah memastikan secara fisik agar tak menyesal di kemudian hari.
Adapun poin ke empat yakni nadzhar hanya melihat fisik yang biasa terlihat, dan yang kelima yakni tidak melakukan riasan dan wewangian saat nadzhar.
Itulah beberapa kesalahan taaruf yang sering terjadi dikalangan remaja sekarang ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi motivasi untuk Anda.