Kisah Nabi Musa membelah laut bisa dijadikan sebagai cara mendidik anak agar mengerti sejarah kenabian. Nabi Musa adalah seorang rasul dan nabi pilihan Allah yang diutus menghadap kepada kaum Fir’aun, serta diutus membebaskan Bani Israel menghadapi penindasan bangsa Mesir. (sumber Wikipedia)
Sampai sekarang cerita ini masih saja diceritakan kepada anak-anak, entah itu dibacakan oleh sang ibu sebelum tidur dan di madrasah. Mari kita simak baik-baik kisahnya berikut ini.
Nabi Musa Membelah Laut
Kejahatan Firaun semakin menjadi-jadi, para pengikut nabi Musa disiksa agar menjadi sesaat dan mengikuti kembali perintah Firaun. istri Firaun yang dulu merupakan ibu angkat Nabi Musa turut mengikuti ajaran Nabi Musa.
Ketika Firaun mengetahui hal tersebut, Firaun langsung menyiksa Asia (istrinya sendiri) hingga meninggal dunia. Nabi Musa kemudian berdoa agar Allah memberi azab kepada Firaun dan para pengikutnya.
Dengan segera, negeri Mesir dilanda kemarau panjang sehingga tanaman gandum milik kerajaan Firaun pun gagal panen. Banyak pepohonan dan hewan ternak yang mati, disusul badai yang merobohkan rumah-rumah mereka dan wabah penyakit melanda di mana-mana.
Baca juga: Mengapa Rasulullah mencintai kucing?
Dalam keadaan demikian, para utusan Firaun mendatangi Nabi Musa agar berdoa kepada Allah untuk mencabut azab itu. Nabi Musa akan bersedia berdoa jika Firaun berjanji membiarkan kaum Bani Israil pergi dari Mesir bersama Musa.
Namun setelah azab itu berhenti dan keadaan menjadi normal, Firaun malah mengingkari janjinya. Kaum Bani Israel yang menjadi buruh, budak dan sebagainya tetap diperintahkan untuk bekerja paksa di Mesir.
Para pengikut nabi Musa masih banyak yang disiksa. Kemudian datanglah Wahyu dari Allah agar Musa mengajak kaumnya pergi meninggalkan Mesir. Mereka berangkat secara diam-diam di malam hari agar tidak diketahui oleh Firaun.
Namun pada akhirnya Firaun tetap mengetahuinya, Firaun dan ribuan bala tentaranya segera menyusul rombongan Nabi Musa. Ketika rombongan Nabi Musa telah sampai di tepi laut merah mereka tidak dapat melanjutkan perjalanan karena terhalang oleh lautan.
Para pengikut nabi Musa menjadi panik karena Firaun bersama bala tentaranya dari kejauhan sudah tampak bersiap akan membunuh mereka semua.
Pengikut Nabi Musa: “Apa yang harus kita lakukan, sedangkan dihadapan kita dihadang oleh lautan dengan ombak besar.”
Nabi Musa AS: “Jangan takut, Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersama kita.” (kata Nabi Musa sambil memukul kan tongkatnya ke laut)
Seketika itu juga Laut Merah terbelah dan memberikan jalan kepada Nabi Musa beserta kaumnya. Para pengikut nabi Musa segera berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah itu.
Setelah mereka sampai di daratan seberang, Firaun tiba dan menyusul mereka melalui jalan di laut yang terbelah itu. Namun ketika Firaun dan para pengikutnya sampai di tengah-tengah mendadak laut yang terbelah itu menutup kembali.
Tenggelamnya Firaun dan para bala tentaranya yang berjumlah ribuan itu semua binasa tanpa tersisa.
Sesudah selamat dari kejaran Firaun, Nabi Musa dan pengikutnya meneruskan perjalanan. Di waktu mereka kehausan dan tidak terlihat ada tempat mata air, Nabi Musa lalu memukulkan tongkatnya ke sebuah batu yang cukup besar.
Maka dari batu itu memancarlah air yang dapat mereka minum. Dan ketika mereka berada di Semenanjung Sinai, mereka merasa kepanasan karena panas matahari seperti memanggang bumi.
Tak ada tempat berteduh karena tak ada satupun pohon yang terlihat oleh mereka. Di saat seperti inilah, Allah memberikan nikmatnya berupa awan yang mengikuti dan melindungi perjalanan mereka.
Demikianlah kisah Nabi Musa Alaihissalam membelah Laut Merah yang membuat Raja kejam Firaun tenggelam di dalamnya. Semoga serangkaian kisah Nabi Musa ini dapat mempertebal iman kita dan semakin percaya akan kebesaran dan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amin ya robbal alamin.