Tawadhu berasal dari lafal تَوَاضَعٌ yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman, menerima kebenaran. Tawadhu adalah lawan kata dari takabur.
Pengertian tawadhu atau tawaduk yaitu akhlak mulia yang menggambarkan keagungan jiwa, kebersihan hati, dan ketinggian derajat pemiliknya. Abu Bakr Asy Shiddiq berkata.
“Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qona’ah (merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), kedudukan mulia didapati dari sifat tawadhu.
Seseorang belum dikatakan tawadhu kecuali jika telah melenyapkan kesombongan yang ada dalam dirinya. Kesombongan dalam bentuk apa pun, yang terkadang kita tidak menyadarinya. Padahal, semakin kecil kseombongan dalam diri seseorang, semakin sempurnalah ke-tawadhuannya.
Ironisnya, sekarang ini kesombongan menjadi ‘pakaian’ yang dikenakan banyak orang. Suka membanggakan diri, merasa lebih tinggi daripada orang di sekitarnya, merasa orang lain membutuhkanya, dan pamer.
Hal semacam ini menjadi fenomena yang mudah dilihat di mana-mana. Padahal kesombongan menghalangi seseorang untuk masuk surga.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda.
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
Baca juga: Pengertian ta’awun
Dalil bersikap tawadhu
Sikap tawadhu sangat penting artinya dalam pergaulan sesama manusia. islam memberi tuntunan kepada umatnya untuk memiliki sikap ini dan menjauhi sikap takabur terhadap siapa pun.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah Al-isra ayat 24.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al Quran surah Al-Isra’ ayat 24)
Ayat diatas mewajibkan kita untuk bersikap tawadhu kepada kedua orang tua atas dasar rasa kasih sayang. Lain dari itu kita hendaknya mendoakan kepada kedua orang tua agar senantiasa dirahmati oleh Allah.
Pada ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman.
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (Al Quran surah Asy-Syu’ara ayat 215)
Pada dasarnya ayat di atas ditunjukan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam agar bersikap tawadu terhadap umatnya. Sungguh demikian, perintah tersebut juga berlaku bagi semua umat islam. Beliau sebagai pemimpin umat diwajibkan berlaki tawadhu kepada umatnya. Oleh sebab itu, setiap muslim hendaknya berusaha untuk selalu bersikap tawadhu kepada siapa pun.
Dalam hal berbicara, Allah subhanahu wa ta’ala berdirman sebagai berikut.
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(Al Quran surah Luqman ayat 19)
Contoh perilaku tawadhu
Sikap tawadhu yang dimiliki seseorang daoat dilihat dalam berperilaku sehari-hari. Adapun bentuk-bentuk atau contoh perilakunya, antara lain sebagai berikut.
- Menghormati kepada orang yang lebih tua atau lebih pandai dari dirinya.
- Sayang kepada yang lebih muda atau leboih rendah.
- Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain.
- Bersedia mengalah demi kepentingan umum.
- Santun dalam berbicara kepada siapa pun.
- Tidak suka disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang dicapai.
Baca juga: Pengertian tasamuh
Dampak positif
Adapun dampak positif bagi orang yang senantiasa melakukan sikap ini.
- Menimbulkan rasa simpati pihak lain sehingga suka bergaul dengannya.
- Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain, sesuai naluri setiap orang ingin dihormati dan menghormati.
- Mempererat hubungan persaudaraan antara dirinya dan orang lain.
- Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah.
Membiasakan diri berperilaku tawadhu
Sifat rendah hati ini harus di tumbuhkan dalam diri kita secara bertahap. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sifat tawadhu, meliputi sebagai berikut.
a. Mengenal Allah Ta’ala
Orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya akan menyadari bahwa Allah memiliki sifat Asmaul Husna. Allah subhanahu wa ta’ala adalah zat yang memiliki segala Maha. Orang yang mengenal Allah akan menginsafi dirinya sebagai makhluk yang lemah dan kecil, sehingga ia akan bersikap tawadhu.
b. Mengenl diri
Manusia berasal dari air mani yang hina yang selalu dibasuh jika terkena pakaian atau badan. Manusia lahir kedunia dalam keadaan tanpa daya dan tergantung pada orang lain. Karenanya, manusia tidak berhak sombong. Manusia harus bersikap rendah hati dan tidak sombong, sebab ia lemah dan tidak mempunyai banyak pengetahuan.
c. Mengenal aib diri sendiri
Seseorang dapat terjebak pada kesombongan bila ia tidak menyadari kekurangan dan aib yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, setiap muslim harus selalu melakukan instropeksi diri. Dengan begitu, ia menyadari kekurangan dan aib dirinya sehingan akan bersikap tawadhu.
d. Merenungi nikmat Allah
Banyak di antara manusia yang tidak menyadari bahwa nikmat yang dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya adalah ujian untuk mengetahui siapa yang bersukur dan siapa yang kufur. Hal ini berakibat seseorang menyombongankan nikmat yang Allah berikan. Padahal jika kita merenungkan nikmat Allah atas diri kita dan alam semesta, akan dapat mengikis kesombongan.
Semoga dengan membaca ini kita semakin paham materi agama islam seputar pengertian tawadhu disertai dengan contoh, dalil perintah, dampak positif, dan contohnya.