Kultum menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dalam acara keagamaan. Hal ini karena kultum berisi topik tertentu yang ditujukan sebagai informasi, sarana berbagi pengetahuan, dan sebagainya kepada pendengar. Biasanya kultum disampaikan secara langsung di majelis atau tempat tertentu, tapi juga dapat disampaikan melalui media cetak atau elektronik.
Ada banyak topik yang dapat disampaikan dalam kutum, salah satunya kultum singkat tentang ikhlas. Ini menjadi topik menarik dan banyak dicari karena memiliki kaitan penting dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Kultum singkat tentang ikhlas punya makna mendalam yang jika didengarkan dan diresapi dengan hati mampu memberi dampak positif dalam hidup. Maka dari itu, Anda perlu mempersiapkan materi kultum dengan baik agar sampai di hati pendengarnya.
Kultum Singkat Tentang Ikhlas
Contoh kultum singkat tentang ikhlas di bawah ini bisa menjadi referensi menarik untuk Anda. Simak selengkapnya di sini.
1. Kultum Singkat Tentang Ikhlas dalam Beribadah
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Innal hamdalillaah nahmaduhu wa nastaiinuhu wa nauudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati amaalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan abduhuu wa rosuuluh.
Jamaah majelis kajian malam yang saya hormati.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini saya hendak menyampaikan kultum mengenai ikhlas dalam beribadah. Tentu saja untuk setiap ibadah yang kita jalankan butuh kelapangan dan keikhlasan hati, bukan?
Oleh karena itu, ada baiknya untuk selalu memohon kepada Allah agar diberikan keikhlasan dalam menjalankan setiap ibadah. Sebenarnya apa maksud ikhlas dalam beribadah? Ini semua terangkum dalam QS Al Bayyinah: 5,
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Wa mā umirū illā liya’budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Ayat tersebut mengandung beberapa makna, di antaranya Allah hanya memerintahkan makhluknya beribadah kepada-Nya. Selain itu, ibadah harus selalu diikuti dengan niat yang ikhlas, apalah arti ibadah kita jika niatnya hanya untuk riya’ semata. Justru ini akan mendatangkan kerugian bagi diri sendiri.
Ibadah yang ikhlas ditandai dengan senantiasa menjaga shalat, menunaikan zakat, dan menjalankan syariat islam lainnya. Tentu saja semua ibadah ini harus didasari dengan niat lurus hanya kepada Allah SWT.
Tidak ada kalimat indah selain rangkaian doa, tidak ada pertemuan tanpa perpisahan, dan pada semoga pada akhirnya kita dipertemukan dan berkumpul di tempat terindah kelak.
Saya mohon maaf selama jalannya acara ada kata dan perbuatan yang salah. Semoga dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Kultum Singkat Tentang Ikhlas dalam Ketaatan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi tuhan semesta alam Allah SWT, hanya kepada-Nya seorang hamba dan bertaubat dan memohon petunjuk agar senantiasa berada di jalan yang lurus. Kita patut bersyukur atas segala kebaikan yang dilimpahkan Allah sehingga dapat berkumpul di majelis ini.
Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang mulia. Hanya dengan syafaat Rasulullah kita dapat terhindar dari panasnya api neraka kelak.
Tanda hamba yang taat adalah senantiasa sabar menghadapi setiap cobaan dan ikhlas menerima ketetapan dari Allah SWT. Sebagai manusia, kita bisa merencanakan tapi pada akhirnya Allah yang tahu mana yang terbaik untuk kita. Sebagaimana firman Allah berikut ini,
قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn
“Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”. (Al-A’raf: 29)
Sebagaimana Allah memerintahkan bahwasannya tugas manusia di muka bumi ini adalah beribadah dan melurukan niat hanya kepada-Nya. Kita diharuskan untuk senantiasa mengarahkan muka ke hadapan Ka’bah sebagai satu-satunya kiblat. Tentu saja dalam menjalankannya juga harus disertai keikhlasan dari dalam hati. Bagi Allah, amalan yang dikerjakan tanpa adanya keikhlasan hanya akan sia-sia dan pasti tidak diterima.
Sampailah kita pada penghujung kultum, mudah-mudahan pertemuan kita yang singkat ini memberi manfaat baik di dunia maupun akhirat.”
Wabillahi taufiq wal hidayah, wa ridho wal inayah .
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
3. Kultum Singkat Tentang Ikhlas sebagai Kunci Diterimanya Ibadah
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa dirahmati Allah, sudah seharusnya ucapan syukur terus menghiasi lisan kita atas segala keberkahan yang telah Allah karuniakan. Atas segala nikmat iman, islam, dan ihsan yang saat ini kita rasakan. Maha Besar Allah mengumpulkan kita dalam majelis yang mulia ini.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah suatu kaum yang berkumpul di rumah Allah untuk mempelajari Al-Qur’an, kecuali malaikat mengepakkan sayapnya.” Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup di dunia ini. Al-Qur’an pasti benar dan senantiasa membawa keadilan bagi yang membaca dan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah QS Az-Zumar: 2,
إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ
Innā anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi fa’budillāha mukhliṣal lahud-dīn
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa Al-Qur’an membawa kebenaran yang artinya membawa perintah kepada seluruh manusia agar hanya beribadah kepada Allah SWT.
Setelah itu, Allah mengajarkan cara beribadah adalah dengan semata murni sebagai bentuk ketaatan dan tanpa perasaan riya’ sedikitpun. Beribadah dengan ikhlas merupakan kunci diterimanya ibadah kita, maka dari itu belajarlah menjalankan ibadah dari hati mulai sekarang hingga akhir hayat nanti.
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga yang sedikit ini bisa memberi manfaat dan kebaikan bagi kita semua. Saya juga memohon maaf jika selama menyampaikan kultum terucap kata dan berperilaku yang tidak seharusnya. Segala kebaikan dan kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
4. Kultum Singkat Tentang Ikhlas Menjalankan Syariat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jamaah majelis rahimakumullah, marilah senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Salah satu caranya dengan senantiasa bersyukur atas setiap nikmat yang telah Allah karuniakan.
Tidak lupa, shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya kita nanti-nantikan hingga Hari Kiamat nanti.
Jamaah rahimakumullah, Allah merupakan satu-satunya dzat yang patut disembah dan tidak boleh diduakan. Dialah yang menciptakan bumi seisinya, memelihara, hingga kemudian mematikannya. Maha Besar Allah dengan segala firmannya, maka dari itu sudah sepantasnya manusia mensyukuri setiap nikmat yang diberikan padanya. Dalam QS Ghafir: 65, Allah berfirman,
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Huwal-ḥayyu lā ilāha illā huwa fad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn
“Dialah yang Maha Hidup, tidak ada tuhan selain Dia. Maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, satu-satunya yang berhak untuk disembah. Ayat tersebut menjelaskan bahwa kebesaran Allah yang pada akhirnya menolong umat manusia, maka dari itu jangan sekalipun menyekutukan-Nya. Selain itu dalam beribadah kepadanya senantiasa lakukan dengan hati yang lapang dan ikhlas, jangan biarkan niat duniawi mengganggu ibadahmu.
Kaum muslimin muslimat, saya hendak menutup kultum kali ini dengan mengutip kalimat indah sahabat Umar bin Khattab, “Hatiku selalu tenang karena apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak pernah melewatkanku.”
Akhirul kalam. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Kultum Singkat Tentang Ikhlas dalam Kehidupan Dunia
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang nikmatnya telah tercurahkan tiada henti kepada kita hingga saat ini.
Sholawat, salam, dan doa keselamatan kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya yang senantiasa istiqamah. Semoga kita termasuk golongan yang mendapat pertolongannya di Hari Kiamat kelak.
Jika ditanya soal kehidupan, sebenarnya apa gunanya kita diciptakan di dunia ini? Mungkin pertanyaan ini kerap kali menghantui kita. Satu-satunya jawaban yang paling tepat adalah untuk menghambakan diri kepada Allah. Sebagaimana firman Allah QS Al-An’am: 162 berikut ini,
لْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-‘ālamīn
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Diciptakannya manusia tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hidup, mati, dan ibadah hanya ditujukan untuk memuji segala kebesarannya. Maka jika di antara kita ada yang bersedih hati terkait urusan duniawi maka biarlah karena pada akhirnya semua akan berlalu. Tugas kita hanya satu yakni beribadah dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
Biarlah urusan dunia tetap menjadi urusan dunia semata, sementara ibadah menjadi hal yang harus senantiasa diprioritaskan. Betapa banyak manusia yang lalai pada ibadahnya padahal surga mereka belum dijamin, sedangkan mereka berlomba-lomba mengumpulkan harta padahal Allah telah menjamin rezeki mereka.
Sampailah kita pada bagian penutup, semoga sedikit yang saya sampaikan memberi manfaat bagi kita semua. Jika ada kesalahan itu murni berasal dari saya, dan semua kebaikan datangnya hanya dari Allah SWT. Semoga kita termasuk golongan orang yang senantiasa ikhlas dan bersyukur.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
6. Kultum Singkat Tentang Ikhlas dan Cara Menjalankannya
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah sang pemilik alam semesta, yang Alhamdulillah karena nikmatnya kita dapat berkumpul di majelis ini. Maha Besar Allah dengan segala firmannya yang telah mencurahkan nikmat sehat, iman, islam, dan ihsan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi akhir zaman, yang kelahirannya berhasil mengguncang alam semesta, membuat penduduk langit dan bumi heboh, dan kalau bukan karenanya Allah tidak akan ciptakan alam semesta ini. Siapa lagi kalau bukan Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga syafaatnya menjadi penyelamat kita di akhirat kelak.
فَادۡعُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَهُ الدِّيۡنَ وَلَوۡ كَرِهَ الۡـكٰفِرُوۡنَ
Fad’ul laaha mukhlisiina lahud diina wa law karihal kaafiruun
“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).”
Ayat yang baru saja saya bacakan berasal dari QS Al-Ghafir: 14, salah satu ayat Al-Qur’an yang memiliki makna cukup dalam. Di mana keikhlasan yang kerap kali dilupakan menjadi pembahasan menarik dalam ayat ini. Ada banyak bentuk ikhlas di dunia ini, salah satunya adalah ikhlas dalam beribadah. Lantas bagaimana cara ikhlas dalam beribadah?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah senantiasa berdoa agar diberi keikhlasan, karena hanya Allah satu-satunya dzat yang dapat membolak-balikkan hati manusia. Selanjutnya adalah sembunyikan selalu amal ibadah yang kita lakukan, hal ini untuk menghindari sifat tinggi hati yang pada akhirnya menghapus pahala.
Terakhir jangan mudah berpuas diri. Selalu haus akan ilmu pengetahuan akan membuat manusia sadar bahwa dirinya belum mengetahui apapun, maka dari itu jangan malas untuk belajar ilmu utamanya ilmu agama.
Terima kasih atas perhatian yang yang diberikan selama kultum, semoga pertemuan singkat ini memberi manfaat lebih bagi kita semua. Mohon dimaafkan jika selama menyampaikan nasihat saya terucap kata yang tidak seharusnya, begitupun perbuatan yang tidak sepantasnya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita. Barakallahu Fiik.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
7. Kultum Singkat Tentang Ikhlas dan Tanda-tanda Kebesaran Allah
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah senantiasa membalas doa-doa setiap hamba yang senantiasa mengingat-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya yang mulia.
Hadirin yang senantiasa dirahmati Allah? Sebagai penguasa langit dan bumi, Allah bisa saja membuat semua umat manusia tunduk padanya. Tapi dengan kebijaksanaan yang dimiliki, Allah justru memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih karena mereka memiliki hak dan bisa menentukan nasibnya sendiri. Dalam QS Asy-Syu’ara: 8 yang berbunyi,
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةًۗ وَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīn
“Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.”
Dijelaskan bahwasannya Allah telah menunjukkan tanda-tanda kebesarannya di muka bumi ini. Tapi kebanyakan dari manusia justru mengingkari dan memilih jalan yang sesat. Dalam Al-Qur’an dijelaskan tanda-tanda kebesaran Allah di antaranya QS. Ar-Rum: 21 yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan secara berpasang-pasnagan.
Selain itu adanya pergantian siang dan malam (QS. Al-Baqarah: 164), manusia yang diciptakan dapat berkembang biak (QS. Ar-Rum: 20), hingga angin yang dapat bertiup dan hujan yang turun (QS. Al-A’raf: 57). Seharusnya dari banyaknya tanda-tanda kebesaran Allah ini dapat menjadikan manusia beriman kepada-Nya. Maka dari itu berbahagialah kamu jika dilahirkan dan hingga kini besar sebagai seorang muslim.
Kaum muslimin muslimat yang berbahagia, sampailah kita pada bagian penutup. Sebelum ditutup izinkan, izinkan saya menyampaikan kalimat bijak dari Imam Syafi’i bahwasan, “jika pada akhirnya semua orang menjauhimu saat berada dalam kesulitan, maka hanya Allah SWT yang akan menjadi penolong dan membuatmu kuat.” Sekian.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
8. Kultum Singkat Tentang Ikhlas dan Balasannya di Sisi Allah
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kaum muslimin muslimat rahimakumullah, marilah senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Salah satu caranya dengan senantiasa bersyukur atas setiap nikmat yang telah Allah karuniakan.
Tidak lupa, shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya kita nanti-nantikan hingga Hari Kiamat nanti.
اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا
Ulā`ika yujzaunal-gurfata bimā ṣabarụ wa yulaqqauna fīhā taḥiyyataw wa salām
“Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.”
Salah satu ayat dalam Al Furqan: 75 yang baru saja saya bacakan ini merupakan kabar gembira bagi kaum muslimin muslimat yang senantiasa menjadikan sabar dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT.
Hamba Allah yang senantiasa ikhlas akan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah kelak. Mereka mendapat tempat terbaik dan tinggi di dalam surga. Hamba Allah ini juga akan disambut dengan salam dan penghormatan oleh malaikat-malaikat Allah. Masyaa Allah betapa besar kuasa Allah. Sudah seharusnya ayat ini menjadi penyemangat bagi kita semua untuk menjadikan sabar dan ikhlas menjadi bagian dalam ibadah.
Tidak ada yang seindah doa dengan keikhlasan, dan tidak ada awal yang baik selain akan sampai pada akhir. Maka dari itu saya mengakhiri kultum pada kesempatan kali ini. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi pendengar sekalian.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
9. Kultum Singkat Tentang Ikhlas yang Bermakna
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang nikmatnya telah tercurahkan tiada henti kepada kita hingga saat ini.
Sholawat, salam, dan doa keselamatan kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya yang senantiasa istiqamah. Semoga kita termasuk golongan yang mendapat pertolongannya di Hari Kiamat kelak.
Hadirin rahimakumullah, jika ditanya siapa pemberi nikmat sesungguhnya? Maka sudah tentu jawabannya adalah Allah semata. Allah menjadikan langit terhampar luas dan bumi begitu hijau sebagai bentuk kasih sayangnya kepada hambanya. Maka dari itu sebagai hamba yang bertaqwa sudah seharusnya mensyukuri nikmat tersebut dengan senantiasa beribadah kepada Allah.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
fa ṣalli li rabbika wan-ḥar
“Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”
Dalam QS Al-Kautsar: 2 disebutkan bahwa shalat dan kurban merupakan bentuk rasa syukur y atas nikmat Allah SWT. Tapi tentu saja dalam menjalankan perintah Allah harus selalu ikhlas dan meninggalkan niat-niat duniawi. Luruskan niat hanya kepada Allah dan pasrahkan semuanya, biar Allah yang membalas dengan sebaik-baik cara-Nya.
Sampailah kita pada bagian penutup, semoga apa yang saya sampaikan dapat diambil hikmah sehingga bermanfaat untuk kehidupan nantinya. Tidak lupa saya memohon maaf atas segala ucapan dan tingkah laku yang menyinggung, mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Akhirul kalam, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian ulasan mengenai kultum singkat tentang ikhlas, mulai dari ikhlas dalam menjalani hidup hingga dalam beribadah. Semua hal yang dijalankan dengan ikhlas pasti dihitung pahala oleh Allah SWT.